Selasa, 15 Oktober 2013

Analisis Psikotes Online


Analisis Psikotes Online


A. Pedahuuluan

Berkembangnya teknologi internet yang semakin canggih dan mudah untuk didapatkan bahkan mencari informasi dengan bantuan internet. Baik mereka melakukan untuk mencari pengetahuan dalam pendidikan, berbisnis, mencari kerja, relex dan berkomunikasi. Sekarang pun dengan beragamnya fasilitas yang ada di internet juga bisa dapat melakukan suatu test psikologi secara online.
Tes Psikologi atau lebih dikenal sebagai Psikotes adalah tes untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.

B. Dasar teori

Tes Psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis, dan juga tes psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan seseorang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut.
Jadi dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak selalulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Aplikasi Tes Psikologi dapat dilakukan pada bermacam setting termasuk rekrutmen dalam perusahaan, mengetahui minat dan bakat seseorang, tujuan klinis, perkembangan seseorang, atau kustomisasi design dan modul dalam pelatihan.
Psikotes merupakan bagian dari rangkaian seleksi sebuah lowongan kerja, yang kerap memiliki arti penting. Psikotes, percaya atau tidak, merupakan perangkat untuk menangkap kecenderungan para pelamar, yang meliputi kemampuan intelektual atau kepribadian, biasanya sering disebut dengan soal psikotes. Dua hal ini tentunya akandisesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang tersedia.

C. Analisa

Psikotes sebenarnya bukan ujian, karena itu tidak benar kalau dikatakan tidak lulus ujian psikotes; karena yang dilakukan oleh Psikolog adalah meminta respon atas pernyataan atau pertanyaan yang diberikan kepada individu sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya orang yang bersangkutan. Respon tersebutlah yang dijadikan indikator untuk memberikan gambaran profile setiap individu yang mengikuti tes.
Menurut saya mengikuti tes psikotes online memiliki kelebihan dan kekurangan. 
Kelebihan
·         Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan media online.
·         Bisa menghemat biaya.
·         Hasil tesnya langsung dapat diketahui tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama.
·         Mengetahui tipe dan tips dalam mengerjakan soal-soal psikotes
      
       Kekurangan
·         Hasil tes pesikologi kurang maksimal karena soal bisa dikerjakan dengan bantuan orang lain

D. Referensi
·         http://soal-psikotest.com/sekilas-psikotes-atau-tes-psikologi/
·         http://ketikqwerty.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-psikotes/

Jumat, 26 April 2013

Perkembangan IPTEk Terhadap Kehidupan Manusia di Bidang Budaya


Perkembangan IPTEk Terhadap Kehidupan Manusia di Bidang Budaya


Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan lain-lain.

Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dan komunikasi secepat kilat.

Untuk mencapai kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham materialisme. Akibatnya, ketergantungan manusia terhadap sesamanya semakin berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan beralih pada ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai kegotong-royongan, terutama di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.



Jumat, 22 Maret 2013

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia berkembang? 

Bagaimana manusia selalu berusaha memuaskan keingin tahuannya?


1.         Alam pikiran manusia berkembang ketika manusia memiliki rasa ingin tahu. Dari rasa ingin  tahu inilah manusia dapat memikirkan apa yang menjadi pertanyaan dalam dirinya. Pada zaman purba, manusia sudah manghadapi berbagai teka teki tentang alam semesta yaitu tentang fenomena terbit dan terbenamnya matahari, gunung meletus, tsunami, dll. Terdorong rasa ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa yang terjadi, apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyaknya persoalan, tapi kemudian timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang.
Perkembangan alam pikiran manusia dimulai sejak manusia bayi, balita, remaja, dewasa kemudian menjadi tua. Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan yang hampir serupa dari zaman ke zaman. Ketika bayi tumbuh menjadi anak kecil yang mulai bisa mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan didalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya. Alam pikiran anak berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu.  

2.         Manusia selalu ingin berusaha memuaskan keingin tahuannya dengan banyak cara. Hal dipengaruhi oleh tiga jenis sistem kepribadian atau kondisi jiwa yang dalam diri manusia. Tiga jenis sistem kepribadian terdiri dari ID, ego, dan superego. ID, ego, dan superego ini saling berkaitan dan berinteraksi mempengaruhi pikiran manusia sehingga membentik sikap dan prilaku manusia untuk memuaskan keingin tahuannya.
ID merupakan sistem kepribadian yang asli dan paling dasar yang ada dalam diri manusia. Di dalam ID terdapat naluri bawaan kepribadian manusia. Id mendorong manusia untuk melakukan apapun yang dapat memuaskan kesenangan dirinya, terutama kesenangan yang bersifat seksual. Kondisi ID tidak mempedulikan etika, aturan, maupun akhlak. Manusia ingin bebas dan berbuat semaunya. Kondisi ID biasanya mendominasi pada saat pikiran manusia belum berkembang. Hal ini bisa dilihat pada kondisi masyarakat primitif dan pada saat manusia masih anak-anak. Setelah pikiran manusia berkembang, yaitu setelah pikirannya banyak menyimpan data-data dari pengalaman hidupnya. Maka pada saat itu manusia mulai berpikir tentang baik dan buruknya suatu perbuatan. Di sinilah sistem kepribadian yang bernama ego mulai memainkan perannya. Ego inilah yang mengendalikan ID. Dalam proses perjalanan hidupnya manusia akan mengalami suatu pengalaman kalau apa yang dilakukannya kadang berakibat buruk. Akibat-akibat buruk maupun akibat baik itu tersimpan menjadi data di alam pikiran yang akhirnya menghidupkan sistem ego dalam diri manusia. Meskipun ego telah berfungsi untuk mengendalikan ID, tapi terkadang ego tersebut masih bertentangan dengan etika dan aturan yang ada di dalam kehidupan. Etika ataupun aturan-aturan itu diciptakan oleh manusia lainnya untuk mengendalikan tingkah laku manusia. Kemudian, pikiran manusia pun kembali mendapatkan data dari aturan-aturan yang telah dianut orang lain. Yang akhirnya membentuk kepribadian manusia. Maka untuk memuaskan rasa keingin tahuannya manusia selalu mencari kebenaran tentang sesuatu hal dengan cara berfikir,bertanya dan meneliti sesuatu.

ellysa@staff.gunadarma.ac.id

Rabu, 26 September 2012

ANTROPOLOGI



ANTROPOLOGI

PENGERTIAN ANTROPOLOGI

Antropologi = Anthropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya.
Antpologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek.

PENGERTIAN ANTROPOLOGI MENURUT BEBERAPA AHLI

William A. Havilland : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter : anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat : Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : Antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
M.J. Herskovits : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Anthropology is the science of man.

SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Fase Pertama (Sebelum 1800)
Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika mulai didatangi oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai terkumpul suatu besar himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya yang ditulis oleh para musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu kemudian disebut sebagai etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari deskripsi itu terkesan aneh di mata orang Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian kalangan terpelajar di Eropa Barat di abad ke-18. dalam pandan orang eropa, timbul tiga macam sikap, yaitu :
Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah manusia liar, turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages, dan primitives, sebutan bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan Amerika.
Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia dari tanah Asia, Afrika, dan Amerika itu adlah contoh dari manusia murni, yang belum kemasukan hasutan kejahatan dan keburukan yang sudah terjadi di Eropa.
Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa primitive tersebut. Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan diperlihatkan kepada umum (museum).
Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)
Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi, lahirlah antropologi. Ilmu itu bersifat akademis. Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia di muka bumi.
Fase Ketiga (Permulaan abad 20)
Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat penting. Orang-orang Eropa mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat kini yang kompleks.
Fase Keempat (sesudah 1930)
Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran para ahli antropologi tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitive yang ada di luar benua Eropa, melainkan juga daerah di pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta budayanya.

RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

CABANG-CABANG ANTROPOLOGI MENURUT HAVILAND
Dalam buku “Anntropology”, William A. Haviland (1985:12) membahas antropologi yang secara garis besar terdiri empat cabang yaitu:
1. Antropologi Fisik
Antropologi fisik (antropologi ragawi) adalah bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiannya kepada manusia sebagai organisme biologis yang berkembang dan hendak ditentukan bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa berbeda menurut keadaan fisiknya. Salah satu yang menjadi perhatian antropologi fisik adalah evolusi manusia (Haviland, 1985:12 dan Ihromi, 1994:5). Dua pertanyaan yang menyolok dari cabang antropolohgi fisik adalah:
a. Tentang munculnya manusia, dan perkembangannya kemudian (paleontology manusia)
b. Mengenai bagaimana dan apa sebabnya manusia masa kini secara biologis berbeda (variasi  manusia)

2. Antropogi Budaya (Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi).
Dari keempat bagian tersebut Haviland kemudian menjabarkannya ke dalam berbagai bagian yang meliputi; Evolusi Biologi Umat Manusia, Evolusi Kultural Uma Manusia, serta Kebudayaan dengan segala macam aspeknya seperti komunikasi, pengasuhan anak, poa pengidupan, sistem perekonomian, perkawinan dan keluarga, kekerabatan dan keturunan, organisasi politik dan pengendalian social, agama, kesenian, dan perubahan kebudayaan.
Antropologi budaya meliputi etnologi, linguistic, dan arkeologi. Yang ketiganya berhubungan langsung dengan kebudayaan manusia. Berikut kan di bahas satu persatu:
a. Etnologi
Atau dikenal dengan ilmu bangsa-bangsa. Etnologi menurut Haviland (1985:17) adalah cabang dari antropologi budaya yang memusatkan perhatian terhadap kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang. Sub disiplin ini lebih mengkhususkan diri kepada prilaku manusia sebagaimana yang dapat disaksikan, dialami, dan didiskusikannya dengan orang-orang yang kebudayaannnya hendak dipahami. Sementara itu, menurut Ihromi (1994:10) berpendapat bahwa seorang ahli etnologi berusaha memahami bagaimana perbedaan dari cara berpikir dan cara berlaku yang sudah membaku pada orang-orang masa sekarang dan masa lalu, serta memahami sebab-sebab dari perbedaan itu. Dengan kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik.
Serta bagaimana perbedaan diantara pola-pla itu dalam berbagai masyarakat masa kini. Selain itu etnologi juga mempelajari dinamika kebudayaan tersebut dan kebudayaan lain saling mempengaruhi termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan cara-cara melaksanakannya di dalam suatu kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.
b. Linguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya, karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa primitive. Terdapat perbedaan antara ahli linguistic dengan ahli-ahli bahasa yang lain. Ahli linguistic lebih tertarik pada sejarah dan struktur bahasa-bahasa yang tidak tertulis. Pusat perhatian demikian memerlukan tekhnik analisa dan penelitian yang lebih las jenisnya dibandingkan dengan yang digunakan oleh para ahli bahasa yang lain.
Lebih jauh ahli linguistic juga tertarik untuk mempelajari timbulnya bahasa selama masa yang lalu dan juga pada variasi bahasa pada masa kini, sehingga dapat dikatakan bahwa ahli antropologi linguistic mempelajari timbulnya bahasa dan bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama dalam jangka waktu berabad-abad. Ketika antropologi linguistic tertarik mengenai bagaimana terjadinya perbedaan bahasa-bahasa sekarang, khusunya sehubungan dengan konstruksi dan cara penggunaannya, maka kemudian berkembang cabang ilmu bahasa deskriptif. Secara rinci, ilmu mengenai konstruksi bahasa disebut ilmu bahasa struktual, dan ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa dipergunakan dalam logat sehari-hari disebut sosialinguistik atau etnolinguistik.
c. Arkeologi
Arkeologi menurut Havilland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatian dipusatkan kepada masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa benda dan bukan gagasan. Ahli arkeologi mempelajari alat-alat, tembikar, dan peninggalan lain yang tahan lama, yang masih ada sebagai warisan dari kebudayaan yang telah punah. Atau dengan kata lain menurut Ihromi (1994:7) berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterengan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu.
Pokok perhatiannya sama dengan ahli sejarah, hanya saja ahli arkeologi menelusuri masa lalu yang lebih jauh, karena para ahli sejarah hanya mempelajari kebudayaan yang mempunyai catatan-catatan tertulis dan hanya membatasi diri pada 5.000 tahun terakhir ini.

CABANG-CABANG ANTROPOLOGI MENURUT KOENTJARANINGRAT
1. ANTROPOLOGI BIOLOGI
Antropologi biologis, juga disebut antropologi jasmani (physical anthropology) adalah cabang dari antropologi yang, dalam konteks primat pada umumnya, khusus meneliti perkembangan spesies manusia. Antropologi biologis mencakup peneltian biologis dan budaya tentang keanekaragaman manusia, evolusi manusia, dan pembandingan anatomi, perilaku, sejarah dan ekologi primat pada masa lampau dan kini. Antropologi biologis terutama meneliti bukti fosil dan perkembangannya.
a) Antropologi fisik
1. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil
2. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
e. Antropologi Spesialisasi, itu berkembang karena adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat yang menuntut pendekatan Antropologi kependudukan, Antropologi pendidikan, Antropologi Perkotaan, Antropologi pedesaan, Antropologi hokum, Antropologi Kesehatan. Dalam hal ini banyak masalah yang sebetulnya dapat diselesaikan bila yang dipakai adalah pendekatan Antropologi. Misalnya untuk mensosialisasikan bidan/dokter kedaerah terpencil yang masih percaya pada dukun. Pemerintah tidak bisa hanya dengan mengirimkan bidan/dokter ke daerah tersebut dan meminta masyarakat untuk berobat kepada mereka dan tidak lagi ke dukun. Tapi dengan pendekatan Antropologi budaya, hal ini menjadi lebih mudah karena masyarakat tidak bias dipaksa berubah tiba-tiba.
f. Antropologi terapan, merupakan cabang Antropologi yang belum lama dikenal yang muncul untuk menjawab tantangan zaman. Antropologi terapan ini diadakan untuk langsung diaplikasikan sesuai situasi dan kondisi. Misalnya; pasukan militer yang di tugaskan ke daerah konflik, mereka perlu dibekali dengan Antropologi yang langsung bias diaplikasikan di daerah konflik sehingga misi yang mereka emban dapat tercapai. Sejarah mencatat bahwa kekerasan tidak dapat dikalahkan dengan kekerasan. Dengan mengenal dan mengetahui bagaimana masyarakat dan budaya daerah konflik, maka perdamaian akan terwujud.